Perkembangan
teknologi sangat berpegaruh terhadap perkembangan game, dimana perubahannya
akhir-akhir ini makin pesat berkembang. Pada sekitar awal dekade 80-an,
sebenarnya sudah ada persaingan ketat antar perusahaan game dalam memasarkan
produknya. Game yang populer dengan nama video game ini hanya bisa dimainkan
oleh satu atau dua orang pemain pada sebuah console. Pesawat televisi
dibutuhkan sebagai media tampilan. Jenis game-nya juga masih sangat sederhana dengan
grafik yang sangat kasar. Tampilannya mirip seperti game dari bahasa program
Java, yang bisa dimainkan di handphone sekarang ini. Perusahaan game yang
terkenal pada saat itu adalah Atari, Sega dan Nintendo.
Video game atau Console game ini adalah sebuah bentuk dari multimedia
interaktif yang digunakan untuk sarana hiburan. Game ini dimainkan dengan
menggunakan sebuah alat yang bisa digenggam oleh tangan dan tersambung ke
sebuah kotak alat atau console. Alat yang digenggam tangan tadi dikenal dengan
nama joystick. Isinya adalah beberapa tombol-tombol sebagai kontrol arah maju,
mundur, kiri dan kanan, dimana fungsinya adalah untuk berinteraksi dan
mengendalikan gambar-gambar di layar pesawat televisi. Game ini juga biasanya
dimainkan dengan memasukan sebuah keping CD yang bisa diganti-ganti atau
cartridge yang harus dimasukkan ke dalam game console.
Video game dengan console kini juga sudah berkembang pesat. Saat ini, pemain
yang cukup dominan adalah X-Box dari Microsoft dan PlayStation keluaran Sony.
PlayStation (PS) telah sukses dengan PSP-nya yang portable dan PS2 yang
fenomenal karena harganya yang cukup murah, sekitar Rp.1,5 juta. Saat ini di
pelosok perumahan umumnya terdapat rental PS2 yang bisa dimainkan dengan biaya
berkisar hanya Rp.1,500 per jam. PlayStation ini sendiri telah mengeluarkan
versi baru, yaitu PS3 dengan harga banderol yang masih mahal, Rp.7 juta-an per
unit (pada pertengahan 2007). Tidak diragukan lagi, tampilan dan akselerasinya
jauh lebih halus dan cepat dari generasi pendahulunya.
Para gamers lama kelamaan menginginkan suatu permainan yang tidak saja dapat
dimainkan oleh 2 orang, tapi juga bisa dimainkan secara massal dan bersamaan
tanpa memandang jarak misalnya antar daerah satu yang lainnya hingga menembus
jarak antar negara. PlayStation dan X-Box pun tampil sebagai sebuah console
yang sudah bisa dimainkan secara online.
Selain dari console, game juga bisa dijalankan dari personal computer (PC) atau
sering juga disebut juga PC game. Game di PC tidak kalah menariknya dibanding
dengan di console. Mari kita lihat bedanya.
Di dalam video game atau console game kita menemukan adanya lingkungan bermain game yang lebih sederhana dibanding pemain di PC game, bukan hanya terutama karena keterbatasan fitur dari joystick, tapi karena disebabkan keterbatasan teknologi di dalam perangkat keras (hardware) pada console serta output resolusi visual yang secara potensial lebih rendah.
Di dalam video game atau console game kita menemukan adanya lingkungan bermain game yang lebih sederhana dibanding pemain di PC game, bukan hanya terutama karena keterbatasan fitur dari joystick, tapi karena disebabkan keterbatasan teknologi di dalam perangkat keras (hardware) pada console serta output resolusi visual yang secara potensial lebih rendah.
Seperti kita ketahui, pada setiap PC umumnya terdapat sebuah keyboard dan
sebuah mouse yang bisa digunakan dalam desain permainan game yang lebih
kompleks. Gambar grafik yang ditampilkan di PC game lebih hidup dan tajam,
tergantung dari pemakaian display adapter card atau video card yang digunakan
pada mainboard komputer. Semakin mutakhir dan besar kapasitas memori video
card-nya, maka semakin halus pula resolusi dan akselerasi game-nya. Sedang
console game biasanya dimainkan di televisi, dimana ketajaman gambar lebih
rendah dan game biasanya dimainkan dari jarak dekat.
Jenis game yang tersedia untuk sebuah video game atau console ditentukan dari tuntutan pasar dan tren. Video game atau console menurut anggapan banyak orang, lebih dianggap sebagai mainan anak-anak kecil, sedangkan PC adalah mainan mereka yang lebih ‘dewasa’. Karena itu, beberapa tahun lalu, console lebih banyak terlihat memainkan game yang lebih sederhana, seperti platform games, tembak-menembak (shoot-em-up) dan pukul-memukul (beat-em-up). Sedang PC game lebih didominasi ke genre RPG, strategi dan simulasi.
Jenis game yang tersedia untuk sebuah video game atau console ditentukan dari tuntutan pasar dan tren. Video game atau console menurut anggapan banyak orang, lebih dianggap sebagai mainan anak-anak kecil, sedangkan PC adalah mainan mereka yang lebih ‘dewasa’. Karena itu, beberapa tahun lalu, console lebih banyak terlihat memainkan game yang lebih sederhana, seperti platform games, tembak-menembak (shoot-em-up) dan pukul-memukul (beat-em-up). Sedang PC game lebih didominasi ke genre RPG, strategi dan simulasi.
Dengan adanya perkembangan video game atau console diantara pasar orang dewasa,
perbedaannya dengan PC game juga semakin berkurang. Akhir-akhir ini strategy
games, role-playing games dan game simulasi, walau tidak sebanyak di PC game,
sudah bisa didapatkan di video game.
Awalnya, jika kita bermain sendiri di PC atau komputer, yang menjadi lawan kita adalah komputer itu sendiri. Tetapi dengan sistem jaringan (LAN: local area network), kita bisa melawan orang lain pada komputer yang terpisah, yang lebih dikenal dengan istilah multiplayer. Untuk dapat memainkannya, kita harus menghubungkan PC atau komputer ke sekelompok PC lain yang saling terhubung. Multiplayer game ini bisa dimainkan dengan jaringan lokal tanpa akses internet, tetapi bisa juga dengan menggunakan akses internet. Multiplayer game yang tidak membutuhkan akses internet disebut juga sebagai LAN game.
Awalnya, jika kita bermain sendiri di PC atau komputer, yang menjadi lawan kita adalah komputer itu sendiri. Tetapi dengan sistem jaringan (LAN: local area network), kita bisa melawan orang lain pada komputer yang terpisah, yang lebih dikenal dengan istilah multiplayer. Untuk dapat memainkannya, kita harus menghubungkan PC atau komputer ke sekelompok PC lain yang saling terhubung. Multiplayer game ini bisa dimainkan dengan jaringan lokal tanpa akses internet, tetapi bisa juga dengan menggunakan akses internet. Multiplayer game yang tidak membutuhkan akses internet disebut juga sebagai LAN game.
Di Indonesia sendiri, sejak tahun 2000-an, LAN game didominasi oleh game
tembak-menembak, diantaranya Counter Strike (CS) dan game strategi Warcraft.
Game ini masih memiliki keterbatasan dalam jumlah pemain. Lawan kita dalam game
hanya terbatas pada jumlah PC yang terhubung dalam jaringan lokal tersebut.
Jika game tadi ingin lebih dimainkan secara massal, secara bersamaan dan tanpa
mempertimbangkan jarak, maka PC itu harus terhubung dengan jaringan internet.
Karena dari aplikasinya yang harus terhubung atau online dengan internet, maka
banyak orang menyebutnya sebagai online game.
Game berarti
“hiburan”. Permainan game juga merujuk pada pengertian sebagai “kelincahan
intelektual” (intellectual playability). Sementara kata “game” bisa diartikan
sebagai arena keputusan dan aksi pemainnya. Ada target-target yang ingin
dicapai pemainnya. Kelincahan intelektual, pada tingkat tertentu, merupakan
ukuran sejauh mana game itu menarik untuk dimainkan secara maksimal.
Menurut Alan Shiu Ho Kwan (2000), setidaknya ada enam faktor yang melatari
seseorang bermain games: adanya tawaran kebebasan, keberagaman pilihan, daya
tarik elemen-elemen gam, antarmuka (interface), tantangan dan aksesibilitasnya.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa hampir seluruh
manusia pasti pernah bahakan menyukai games, termasuk mahasiswa. Untuk itu akan
dibahas mengenai sejarah perkembangan games di komputer dan juga
perkembangannya, serta pengaruhnya terhadap mahasiswa.
Perkembangan games sangat pesat. Games yang pertama hanya berupa permainan
tenis for two pada Osiloskop. Kemudian berkembangan hingga games 3 Dimensi
bahkan sekarang berrkembang menjadi games on line yang mayoritas disukai oleh
para pelajar dan mahasiswa. Games juga dapat dioperesikan di berbagai sistem
operasi, seperti Windows maupun Linux. Hal itulah yang saat ini dikhawatirkan
oleh para orang tua pelajar dan mahasiswa.
Games sebenarnya sangat penting untuk perkembangan otak manusia. Seorang
manusia akan mulai berpikir jika sudah dihadapkan dengan sebuah masalah.
Sedangkan, pada sebuah games, kita dihadapkan dengan berbagai macam masalah dan
kita dituntut untuk memecahkannya sedemikian rupa sehingga kita dapat
menyelesaikan atau bahkan kita dapat memenangkan permainan/games yang kita
mainkan.
Tetapi dibalik semua keuntungan tersebut, terdapat suatu ancaman yang hingga saat ini masih menjadi sebuah tantangan bagi para pemain games, yaitu kecanduan games. Masalah tersebut justru membuat para pengelola industri games kegirangan. Dengan begitu produk games yang mereka tawarkan dapat laris di pasaran. Tetapi tidak bagi para pemain atau pecandu games. Mereka menjadi ketagihan dan tidak dapat melepaskan diri dari ketergantungan untuk tetap memainkan games favorit mereka dengan frekuensi permainan yang dapat menganggu kegiatan.
Tetapi dibalik semua keuntungan tersebut, terdapat suatu ancaman yang hingga saat ini masih menjadi sebuah tantangan bagi para pemain games, yaitu kecanduan games. Masalah tersebut justru membuat para pengelola industri games kegirangan. Dengan begitu produk games yang mereka tawarkan dapat laris di pasaran. Tetapi tidak bagi para pemain atau pecandu games. Mereka menjadi ketagihan dan tidak dapat melepaskan diri dari ketergantungan untuk tetap memainkan games favorit mereka dengan frekuensi permainan yang dapat menganggu kegiatan.
SEJARAH
PERKEMBANGAN GAMES
Tahun 1952,
A.S. Douglas membuat OXO, game grafis noughts and crosses (nol dan silang), di
University of Cambridge untuk mendemonstrasikan tesisnya tentang interaksi
komputer dan manusia. Permainan ini bekerja pada komputer besar yang
menggunakan CRT display. Bahkan, perangkat game portable genggam yang pertama
dibuat adalah Tic Tac Toe di tahun 1972 oleh Waco Company. Sampai sekarang game
‘jadul’ ini masih populer di internet.
Kalau kita menoleh ke belakang, tahun 1947 dipercaya sebagai tahun pertama di mana game didesain untuk dimainkan dengan layar CRT (cathode ray tube). Game sederhana dirancang oleh Thomas T. Goldsmith Jr. dan Estle Ray Mann.
Kalau kita menoleh ke belakang, tahun 1947 dipercaya sebagai tahun pertama di mana game didesain untuk dimainkan dengan layar CRT (cathode ray tube). Game sederhana dirancang oleh Thomas T. Goldsmith Jr. dan Estle Ray Mann.
Aplikasi ini mendapatkan paten tanggal 14 Desember 1948. Sistem yang dibuatnya
terdiri dari 8 vacum tubes dan menyimulasikan peluru ditembakkan pada target,
terinspirasi dari display radar pada Perang Dunia II. Beberapa knop disediakan
untuk mengatur kurva dan kecepatan titik yang mewakili peluru. Karena grafik
belum bisa dibuat waktu itu, target penembakan digambar pada sebuah lapisan
yang kemudian ditempelkan pada CRT. Diyakini bahwa ini adalah sistem pertama
yang secara spesifik didesain untuk game pada layar CRT.
Banyak yang menyebutkan bahwa penemu video game adalah William Higinbotham.
Tahun 1958 menciptakan game Tennis for Two pada osiloskop. Game ini menampilkan
lapangan tenis sederhana dipandang dari samping. Bola seakan dipengaruhi oleh
gravitasi dan harus melewati net/jaring. Dengan dua kontrol yang masing-masing
dilengkapi knop untuk mengarahkan bola dan sebuah tombol untuk memukul bola
sampai melewati net.
Tahun 1972 dirilis perangkat video game pertama untuk pasar rumahan, Magnavox
Odyssey, dihubungkan dengan televisi. Meski tidak sukses besar, perusahaan lain
dengan produk yang sama harus membayar lisensi. tetapi, kesuksesan menjemput
sejak Atari meluncurkan Pong sebuah video game ping-pong pada 29 November 1972.
Berangkat dari sini, video dan komputer game menjadi populer dan hobi baru di
saat PC baru saja mulai dikenal dan dipakai secara luas.
Perkembangan game komputer dan video game yang kian memanjakan para pemainnya
dengan teknologi-teknologi yahud merupakan poin menarik untuk dicermati. Meski
sejarah video game dan game komputer mencakup rentang waktu sekira lima dekade,
keduanya meraih popularitas sebagai bagian dari peradaban manusia modern di
akhir tahun 1970.
Mistery House, rancangan ibu rumah tangga, Roberta Williams dipercaya sebagai
game petualangan pertama dengan grafis pada Apple II. Meski interface untuk
input perintah masih berupa teks, ilustrasi grafik hitam putih sebuah rumah
bergaya viktoria merupakan gebrakan baru di masa itu. Game ini begitu populer
dan mendorong Roberta Williams mendirikan Sierra On-Line bersama suaminya dan
terus memproduksi game khususnya petualangan.
Meski baru di pertengahan sampai akhir 1980-an game yang muncul di pasaran
hadir dengan fungsi scrolling atau virtual paging, hadirnya produk monitor warna
di awal tahun 1980-an membuat para penggila game makin antusias, sehingga
perpindahan suasana game dari halaman ke halaman lain menjadi lebih hidup.
Suara dan musik pengiring ikut juga menyemarakkan game di era ini melengkapi
fungsi multimedia dan interaktif. Tentu banyak yang tahu dengan game watch.
Perangkat berukuran mini dan terasa pas di genggaman tangan ini mulai tahun
1980 oleh Nintendo. Kesuksesan LCD genggam ini menciptakan banyak pengikut
untuk membuat yang sama dengan mengadopsi game-game populer.
Awal tahun 1980-an juga ditandai dengan hadirnya media penyimpan CD-ROM yang
dalam waktu singkat menjadi populer. Era game 3 dimensi (3D) dengan perspektif
orang pertama dan multiplayer game mulai muncul di era ini. Suara dan musik
semakin berkembang di pertengahan 1980-an seiring dengan hadirnya produk sound
card. Jadi, memang terasa bahwa pasar game komputer semakin berkembang sejalan
dengan perkembangan teknologi pendukungnya. Di sisi konsumen, game pun menjadi
lebih nyata dan menarik.
Dengan peningkatan power komputasi dan turunnya cost untuk prosesor seperti
Intel 386, 486, dan Motorola 68000, di tahun 1990 perkembangan kemampuan
multimedia dengan sound card dan CD-ROM lebih berarti. First Person Shooter
adalah sebuah game di mana pemain memegang kontrol secara penuh pada tokoh
utama dan dapat berinteraksi langsung dengan sekitarnya. Pemain berkonsentrasi
pada bagaimana memilih senjata berbagai tipe dengan amunisi yang terbatas. Hal
itu dilakukan untuk dapat memenangkan games yang sedang dimainkan.
Industri game yang masih berdiri kokoh sampai hari ini memegang dua pasar besar
yaitu video game dan game komputer. Dan tak diragukan, game komputer memang
lebih banyak item judulnya karena dengan perangkat standar hampir semua game
produksi pihak ketiga bisa dimainkan di PC. Sedangkan untuk pasar video game,
didominasi oleh pemilik standar, siapa lagi kalau bukan Sony dengan Play
Station, Microsoft dengan Xbox 360, dan Nintendo.
Yang menarik, game komputer telah berkembang ke arah Network Multimedia Game, di
mana banyak pemain dari lokasi yang saling berjauhan berinteraksi satu sama
lain secara real time dalam satu jaringan komputer. Sebut saja misalnya Quake
III Arena yang pernah membuat demam kampus sekira tahun 2001 lalu. Contoh
lainnya adalah Counter Strike sebuah game 3D multiplayer mengambil tema
simulasi taktik pertempuran.
Selama ini orang menganggap bahwa game console seperti Playstation dan XBOX
adalah sarana terbaik untuk bermain game, sementara fungsi game di PC hanyalah
fungsi tambahan saja. Kebanyakan gamer juga masih menganggap bahwa game console
mampu memberikan gambar yang lebih baik ketimbang PC.
Anggapan tersebut bisa saja benar jika PC yang mereka gunakan masih menggunakan videocard kacangan, yang praktis fungsinya tak berbeda jauh dengan PC di kantor camat yang praktis fungsinya hanya untuk mengetik dan internetan saja. Sebenarnya semenjak tahun 2003 (tepatnya di era Geforce 4), perkembangan teknologi videocard untuk PC sudah jauh diatas kemampuan chip grafis yang digunakan oleh game console terbaik saat itu.
Anggapan tersebut bisa saja benar jika PC yang mereka gunakan masih menggunakan videocard kacangan, yang praktis fungsinya tak berbeda jauh dengan PC di kantor camat yang praktis fungsinya hanya untuk mengetik dan internetan saja. Sebenarnya semenjak tahun 2003 (tepatnya di era Geforce 4), perkembangan teknologi videocard untuk PC sudah jauh diatas kemampuan chip grafis yang digunakan oleh game console terbaik saat itu.
Playstation2 dan XBOX (generasi pertama), saat itu memiliki kinerja yang masih
dibawah Geforce4 Ti 4200. Memang harus diakui bahwa harga videocard Geforce4
tipe tersebut saat itu masih lebih mahal daripada harga sebuah Playstation2. Hal
itulah yang menyebabkan bermain game di PC dianggap sebagai hal yang mewah dan
dianggap lebih menghabiskan biaya ketimbang bermain game di PC. Empat tahun
telah berlalu dan kini game console telah menjelma pula menjadi barang mewah.
XBOX telah berevolusi menjadi XBOX 360 yang kini harga jualnya sekitar 4 juta,
dan Playstation2 juga telah alih generasi menjadi Playstation 3 yang dibandrol
dengan harga 5 juta lebih. Bila dulu harga game console lebih murah daripada
sebuah PC biasa, kini harga sebuah game console lebih mahal daripada PC biasa
bahkan notebook.
Banyak pecinta game console berpendapat harga tersebut pantas karena mereka mengangggap bahwa XBOX 360 dan Playstation3 adalah sarana bermain game yang memiliki tampilan grafis terbaik saat ini. Ini adalah anggapan yang salah besar, dan ini disebabkan karena para consoole mania tersebut terlaku lama melotot didepan TV bersama game console kesayanganya hingga tidak mengikuti perkembangan teknologi terkini. Hingga detik ini, PC masih tetap merupakan perangkat bermain game gaming yang lebih canggih dibanding game console terbaru sekalipun. Secara logika akal sehat saja, mustahil sebuah PC kalah canggih dibanding game console, karena semua game console diciptakan di PC. Saat ini, teknologi videocard untuk PC lagi-lagi telah jauh diatas kecanggihan teknologi game console terbaru. Seri videocard Geforce yang 4 tahun lalu masih seri ke 4, kini telah memasuki seri ke 8, yaitu Geforce 8800. Geforce 8800 seri termurah, yaitu Geforce 8800GTS 320MB memiliki teknologi & kinerja yang jauh diatas XBOX 360 dan Sony Playstation3. Namun harga videocard tersebut bahkan lebih murah dibanding harga Playstation3 dan XBOX 360.
Banyak pecinta game console berpendapat harga tersebut pantas karena mereka mengangggap bahwa XBOX 360 dan Playstation3 adalah sarana bermain game yang memiliki tampilan grafis terbaik saat ini. Ini adalah anggapan yang salah besar, dan ini disebabkan karena para consoole mania tersebut terlaku lama melotot didepan TV bersama game console kesayanganya hingga tidak mengikuti perkembangan teknologi terkini. Hingga detik ini, PC masih tetap merupakan perangkat bermain game gaming yang lebih canggih dibanding game console terbaru sekalipun. Secara logika akal sehat saja, mustahil sebuah PC kalah canggih dibanding game console, karena semua game console diciptakan di PC. Saat ini, teknologi videocard untuk PC lagi-lagi telah jauh diatas kecanggihan teknologi game console terbaru. Seri videocard Geforce yang 4 tahun lalu masih seri ke 4, kini telah memasuki seri ke 8, yaitu Geforce 8800. Geforce 8800 seri termurah, yaitu Geforce 8800GTS 320MB memiliki teknologi & kinerja yang jauh diatas XBOX 360 dan Sony Playstation3. Namun harga videocard tersebut bahkan lebih murah dibanding harga Playstation3 dan XBOX 360.
Sebuah Gaming PC berbasis prosesor terbaru (Core2 Duo) dan menggunakan generasi
videocard terkini (Geforce 8800GTS) memang akan menelan biaya nyaris 2X harga
XBOX 360, namun Gaming PC tersebut memiliki fungsi yang 7X lebih banyak
dibanding sebuah game console. Dan perlu diingat bahwa tampilan game di Gaming
PC tersebut jauh lebih baik dibanding di XBOX 360. Untuk lebih jelasnya lihat
tabel perbandingan spesifikasi antara sebuah Gaming PC dengan XBOX 360.
GAMES PC XBOX 360
CPU
Core2 Duo E4300 (Dual-Core) 1.8GHz
IBM/PowerPC Xenon (Triple-Core) 3.2GHz
Motherboard
Intel P965 chipset
CPU
Core2 Duo E4300 (Dual-Core) 1.8GHz
IBM/PowerPC Xenon (Triple-Core) 3.2GHz
Motherboard
Intel P965 chipset
Graphic
Nvidia Geforce 8800GTS 320MB GDDR3
ATI Xenos (R500)
Memory
2GB DDR2 667Mhz
512MB GDDR3 700Mhz (shared)
Hardisk
160GB SATA2 7200RPM
20GB SATA 5400RPM
Optical drive
DVD±RW / RAM 16X Super-Multi
DVDROM 12X
Audio
7.1 channel
5.1 channel
Controller
Keyboard, Mouse, Gamepad, Remote
Gamepad, Remote
Power Supply
Pure-Power 400W dual-rail
Standard 203 watt
Nvidia Geforce 8800GTS 320MB GDDR3
ATI Xenos (R500)
Memory
2GB DDR2 667Mhz
512MB GDDR3 700Mhz (shared)
Hardisk
160GB SATA2 7200RPM
20GB SATA 5400RPM
Optical drive
DVD±RW / RAM 16X Super-Multi
DVDROM 12X
Audio
7.1 channel
5.1 channel
Controller
Keyboard, Mouse, Gamepad, Remote
Gamepad, Remote
Power Supply
Pure-Power 400W dual-rail
Standard 203 watt
Fungsi
– Gaming, Video Editing, Movie/Music Encoding
– Server, Web Design, Data Storage
– Chatting, Blogging, Instant messaging
– Desktop Publishing
– Graphic Design
– Office productivity
– Multimedia
– DVD/CD duplicator
– Home entertainment
– Internet browsing
– Scientific calculation
– Gaming, Video Editing, Movie/Music Encoding
– Server, Web Design, Data Storage
– Chatting, Blogging, Instant messaging
– Desktop Publishing
– Graphic Design
– Office productivity
– Multimedia
– DVD/CD duplicator
– Home entertainment
– Internet browsing
– Scientific calculation
– Gaming
– Home entertainment
Penggunaan
24 jam x 7 hari
Bisa
Tidak bisa
Harga
Rp. 7.6 juta
Rp. 4 juta
Rp. 5 juta (+ UPS dan VGA adaptor)
Garansi
1-3 tahun, Lifetime* *untuk memory
Tidak ada garansi
Fitur, spesifikasi, dan fungsi XBOX 360 masih kalah jauh dibanding Gaming PC
– Home entertainment
Penggunaan
24 jam x 7 hari
Bisa
Tidak bisa
Harga
Rp. 7.6 juta
Rp. 4 juta
Rp. 5 juta (+ UPS dan VGA adaptor)
Garansi
1-3 tahun, Lifetime* *untuk memory
Tidak ada garansi
Fitur, spesifikasi, dan fungsi XBOX 360 masih kalah jauh dibanding Gaming PC
Generasi
Pertama
1972, pada
saat itu orang belum mengenal konsol atau game komputer, yang mereka tahu
adalah video game, yaitu sebuah permainan elektronik yang menampilkan gambar
bergerak (video). Sebuah perusahaan bernama Magnavox meluncurkan video game
pertama, yaitu Odyssey.
Magnavox
Odyssey, konsol game pertama di dunia mengoperasikan Pong.
Tidak lama
setelah itu sebuah game arcade legendaris Atari berjudul “Pong” muncul. Pong
merupakan sebuah game sederhana yang mengambil konsep permainan tenis, satu
bola dan 2 papan di kiri dan kanan, pemain sebisa mungkin harus berusaha
mengembalikan bola ke daerah lawan. Atari merilis Pong dalam bentuk sebuah
mesin ding dong bernama Sears.
1975,
Magnavox menyerah dan menghentikan produksi Odyssey. Sebagai gantinya, mereka
mengikuti jejak Atari, memproduksi mesin ding dong bernama Odyssey 100, yang
khusus menyajikan game Pong.
Game
Generasi
Kedua
1976,
Fairchild mencoba menghidupkan kembali dunia video game dengan menciptakan VES
(Video Entertainment System). VES adalah mesin pertama yang disebut ”konsol”.
Konsol ini menggunakan kaset magnetik yang disebut cartridge. Nah, konsep ini
kemudian diikuti oleh beberapa produsen lain, termasuk Atari, Magnavox, dan
RCA, ketiga perusahaan tersebut juga merilis konsol serupa.
Fairchild
VES, pertama di dunia yang menggunakan media cartridge.
1977, dunia
konsol menjadi tidak populer, game-game yang ada tidak berhasil menarik minat.
Fairchild dan RCA mengalami kebangkrutan. Praktis, hanya ada Atari dan Magnavox
yang masih bertahan di dunia video game.
1978,
Magnavox meluncurkan Odyssey 2, seperti halnya Odyssey pertama, konsol ini pun
gagal menjadi hit. Tak lama berselang, Atari meluncurkan konsol legendaris,
Atari 2600, yang terkenal dengan game Space Invaders-nya
1980,
berbagai produsen konsol muncul, dan mereka mengambil Atari 2600 sebagai konsep
dasar, perkembangan dunia game pun semakin pesat.
1983, dunia
video game kembali ambruk. Game-game yang kurang kreatif membuat konsol kembali
mendapat sambutan dingin, apalagi, PC saat itu menjadi semakin canggih. Orang
lebih memilih membeli PC ketimbang konsol video game, selain untuk bermain, PC
juga produktif untuk bekerja. Game-game komputer (PC Game) semakin berkembang
pesat, hingga saat ini. Pelopor PC ber-game saat itu adalah Commodore 64,
konsol sekaligus personal computer yang menyediakan tampilan grafis 16-warna
dan memiliki kapasitas memori jauh lebih baik dari konsol videogame model apa
pun.
Atari 2600,
sempat hit tahun 80-an. Memiliki “adik” bernama Atari 2600 Jr.
Game
Generasi
Ketiga
1983,
perusahaan bernama Famicom (Jepang) menciptakan gebrakan baru, sebuah konsol
bernama Famicom/Nintendo Entertainment System (NES) dirilis di akhir 1983.
Konsol ini menampilkan gambar dan animasi resolusi tinggi untuk pertama
kalinya. Setelah mendapat sambutan hangat di Jepang, Famicom memperluas
pemasarannya ke Amerika, yang dikenal dengan NES (Nintendo Entertainment
System). Nintendo memiliki chip pengaman pada cartridge game mereka, dengan
demikian seluruh game yang akan dirilis haruslah seijin developer Nintendo. Dan
akhirnya, muncul sebuah game legendaris, Super Mario Brothers, yang dibintangi
karakter fenomenal yang tetap eksis hingga kini, Mario.
Famicom dari
Nintendo, berhasil merajai pasar videogame di era generasi ketiga.
Game
Generasi
Keempat
1988, NES
mendapat sambutan hangat di seluruh dunia, dan sebuah perusahaan bernama Sega
mencoba menyaingi Nintendo. Sega merilis konsol next-generation mereka, Sega
Mega Drive (yang juga dikenal dengan Sega Genesis). Konsol ini menyajikan
gambar yang lebih tajam dan animasi yang lebih halus dibanding NES. Konsol ini
cukup berhasil memberi tekanan, tetapi NES tetap bertahan dengan angka
penjualan tinggi.
1990,
Nintendo kembali menggebrak dengan konsol next-gen mereka, SNES (Super Nintendo
Entertainment System). Selama 4 tahun, Nintendo dan Sega menjadi bebuyutan, meskipun
ada beberapa produsen seperti SNK dengan NeoGeo-nya, NEC dengan TurboGrafx-16
dan Phillips CD-i, tapi kedua konsol mereka begitu handal dan populer.
Rivalitas
yang legendaris, Super NES dan Mario Brothers sebagai ikonnya melawan SEGA Mega
Drive dan Sonic the Hedgehog sebagai ikonnya.
Game
Generasi
Kelima
1990-1994,
Sega dan Nintendo tetap bersaing. Berbagai game fenomenal dirilis. SNES
menyertakan chip Super FX pada cartridge mereka, dan Sega menggunakan Sega Virtua
Processor, keduanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas grafis dari game.
Alhasil, SNES dan Sega saling beradu dengan game-game keren seperti Donky Kong
Country (SNES) dan Vectorman (Sega).
1993, sebuah
perusahaan ternama, Panasonic, merilis konsolnya yang bernama Panasonic 3DO.
Ini adalah konsol pertama yang menggunakan CD sebagai pengganti cartridge.
Harganya yang sangat mahal membuat konsol ini tidak populer, 3DO tidak bertahan
lama dan harus segera menghentikan produksinya.
Panasonic
3DO, konsol game pertama yang menggunakan media CD.
1994, Atari
kembali meluncurkan konsol baru untuk menandingi Nintendo dan Sega. Atari
Jaguar jelas jauh lebih canggih ketimbang NES maupun Mega Drive, tetapi
penggunaannya yang sulit menjadi batu sandungan, belum lagi, pada tahun yang
sama, Sony merilis konsol super legendaris, PlayStation. Atari bangkrut dan
akhirnya melakukan merger. Konsol basis CD yang pertama kali menuai sukses
adalah Sony PlayStation. Konsol Jepang ini segera mendapat sambutan hangat, dan
hingga saat ini, PlayStation sudah terjual ratusan juta unit. PlayStation yang
juga disebut PS-One merupakan konsol terlaris sepanjang masa. Sega dan Nintendo
tampaknya menyadari ketertinggalan mereka dari Sony. Sega kemudian merilis Sega
Saturn, dan Nintendo mengeluarkan Nintendo 64.
Ini
dia sang Sony Playstation generasi pertama!!
Game
Generasi
Keenam
2000, Sony semakin ’merajalela’ ketika mereka berhasil merilis konsol barunya, PlayStation 2, yang sudah berbasis DVD. Nintendo mencoba bertahan di dunia konsol dengan merilis GameCube. Konsol ini tidak menggunakan DVD 12 cm biasa, melainkan DVD yang berukuran lebih kecil, yaitu 8 cm. Ukuran keping medianya yang lagi-lagi nyeleneh membuat GameCube kurang populer. Satu-satunya pesaing serius PlayStation 2 adalah Xbox. Sebuah konsol keluaran Microsoft ini menggebrak dengan tampilan visual yang sangat tajam dan berkualitas yang kala itu lebih menarik dibanding dengan PlayStation 2. Sayangnya game-game Xbox ternyata tidak sepopuler PlayStation 2. Satu game Xbox yang menjadi hit dan cukup fenomenal yaitu Halo. Karena game ini udah memanfaatkan fasilitas ‘unggul’ dari Microsoft, yaitu Xbox Live.
Dari kiri ke kanan: Nintendo GameCube, Microsoft Xbox, Sony Playstation 2. Diurut berdasarkan tingkat popularitasnya.
Game
Generasi
Ketujuh
2005, Boleh dibilang, Xbox terlambat meluncur ke pasaran dibanding PlayStation 2, dan support game-game tenar juga sangat minim. Tetapi, Microsoft seolah belajar dari kesalahannya. Pada saat Sony masih melakukan riset untuk konsol PlayStation 3 yang menggunakan Blu-Ray, Microsoft kali ini telah mengambil seribu langkah lebih cepat. Xbox 360, konsol generasi terkini yang memanfaatkan media HD-DVD.2006, Xbox 360 hadir dengan segudang fitur istimewa, mulai dari grafis, hingga titel-titel game terkenal. Di antaranya Best Game of The Year s2006 versi beberapa situs game terkemuka, Gears of War. Apalagi, Xbox Live semakin disempurnakan, dan mendapat sambutan luar biasa dari para gamer. Kali ini, giliran Sony yang terlambat. PlayStation 3 dirilis pada November 2006, selang seminggu sebelum Nintendo meluncurkan terobosannya, yaitu Nintendo Wii. Posisi PlayStation 3 kurang menguntungkan, selain karena Xbox 360 sudah keburu tenar duluan, Wii juga menawarkan inovasi pada stik kontrol mereka yang ’motion sensitive’. Apalagi, harga konsol terbaru Sony itu merupakan yang paling mahal dibanding dua pesaingnya. Alhasil, penjualan PlayStation 3 menjadi yang terendah di bawah Xbox 360 dan Wii.
Xbox 360, Wii, Playstation 3, menjadi pesaing tetap dari generasi sebelumnya.
Game
Generasi
Handleheld
Merebaknya popularitas game membuat berbagai perusahaan elektronik berusaha membuat terobosan baru. Di antaranya adalah membuat sebuah mesin game berukuran kecil, yang bisa dibawa ke mana pun. Belakangan, konsol pun dibuat mini, serupa dengan handheld, tentu saja, ini merupakan sebagian terobosan besar yang tidak boleh dilupakan dalam sejarah game.1976-1979, sejarah video game saku ini bermula, beberapa piranti dari Mattel dirilis ke pasaran, tetapi tidak begitu populer. Demikian pula dengan handheld buatan Milton Bradley yang dilempar ke pasaran.
1980-1984, Perusahaan-perusahaan Jepang mulai merambah pasar handheld, tetapi tetap sama saja hasilnya. Hal ini terus berlanjut hingga 1984. Pada waktu itu, sebuah nama yang tentu tidak asing sampe sekarang, Game Boy, muncul. Handheld buatan Nintendo ini begitu diminati dan dinobatkan sebagai handheld pertama di dunia yang angka penjualannya boleh dikatakan sukses.
1989, Atari mengakhiri era handheld hitam putih. Produk andalannya, Atari Lynx, membawa dimensi baru. Ini handheld pertama yang mampu menampilkan warna, sekaligus animasi 3D yang sederhana.
1990, dunia handheld semakin menggila, NEC, perusahaan elektronik terkemuka di Jepang membuat handheld yang mampu merender animasi 3D lebih kompleks, karena menerapkan konsep grafis 3D untuk PC (personal computer).
Handheld beda generasi: 1. Sony PSP, 2. GamePark XGP, 3. GamePark GP32, 4. Atari Lynx, dan 5. NEC TurboExpress.
1994, Semenjak tahun tersebut, produsen game semakin gencar melakukan riset untuk handheld. Sega merilis Game Gear dan setahun berselang, Nintendo memperbarui produknya dengan Super Game Boy. Bahkan, Sega memproduksi handheld tanpa layar, Mega Jet, untuk diimplementasikan di pesawat terbang guna menghibur penumpangnya. Nintendo Virtual Boy menyusul, lengkap dengan kacamata 3D-nya, yang sekarang banyak ditiru untuk pelengkap berbagai paket produk grafis 3D.
1995, ada ide untuk mengecilkan ukuran konsol, dimulai dari Sega Nomad. Konsol ini membutuhkan cartridges Sega Mega Drive, tetapi ukurannya kecil, maka dari itu tergolong handheld.
1996, muncul Neo Geo Pocket, disusul oleh beberapa variasi Game Boy Pocket dan Game Boy Color, yang terus berinovasi tiap tahunnya.
1998-2000, Sony merilis PocketStation dan memberikan kejutan besar di dunia konsol. Handheld ini memiliki kualitas visual yang jauh lebih baik dibanding handheld lain yang ada di pasaran. Salah satu pentolan Nintendo, Gumpei Yokoi, memutuskan untuk keluar dan bergabung dengan Bandai, kemudian merilis WonderSwan dan WonderSwan Color.
Nokia NGage QD, usaha pabrikan ponsel Nokia merambah industri game.
2001, Game Park GP32 muncul. Handheld buatan Korea ini sangat unik, selain fitur multimedia, pemiliknya bisa mendesain aplikasi dan game sendiri untuk GP32. Nintendo juga merilis Game Boy Advance pada tahun yansg sama. Bahkan, Nokia produsen ponsel yang tidak asing bagi Anda, merilis handheld Nokia N-Gage. Ini merupakan ponsel sekaligus piranti game yang lengkap dengan fitur-fitur multimedia dan interkonektivitas, seperti Bluetooth. Dan juga pada tahun ini, dirilis Game Boy Advance SP dengan model yang cantik, solid, dan padat.
2004-2006, Sony merilis handheld pertama yang menggunakan cakram bernama PSP dan dibarengi dengan hadirnya Nintendo DS, yang menggunakan konsep dual screen (layar ganda). Disusul oleh Game Boy Micro dan Game Park XGP. Nintendo DS Lite dan Pelican VG Pocket Caplet menjadi handheld terbaru yang dilempar ke pasaran.
Game
Generasi
Mobile
dan
Online
Ini game generasi paling heboh karena banyak permainan/game yang dikembangkan untuk keperluan mobile seperti Game Flash, Game Versi Web, Game Versi Android dan dengan dukungan teknologi web maka muncullah Game Versi HTML5 yang kian marak dikembangkan sejak tahun 2012.Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar